-->

Surat Terbuka : Media Merubuhkan Bangsa

Media Merubuhkan Bangsa



                Kita sebagai masyarakat Indonesia Sering melihat wacana tentang  Revolusi Mental  yang di canangkan pemerintahan saat ini,tidak bisa di pungkiri ini hal yang memang di butuhkan bangsa karana jika kita perhatikan di sekeliling kita kita akan melihat perilaku-peliraku yang sudah tidak tegak lagi,kita tidak usah jauh jauh melihat keburukan jarak jauh dari para pemimpin bangsa atau tukang jegal(pengusaha besar) mari kita lihat masyarakat kita dewasa ini.

                Dulu aku sangat yakin bangsa ku ini bangsa yang besar,kita bisa lihat dari budayanya sopan-santunnya,masyarakat yang rukun indah dalam damai,pemuda berkumpul bisa bikin sumpah pemuda ,dan lain sebagainya.Tapi lihat sekarang bayangkan saja cuma gara-gara klub bola sekarang kalau kita lihat sepak bola gratis nonton tinju,karate,pencak silat,gladiator,dan masih banyak lagi.Cuma di gesek sedikit dengan isu-isu langsung panas,sok benar,tikai satu sama lain pahdalan belum tentu kebenaran nya,dan penyebaran media massa atau pun media sosial menyebabkan hal ini terjadi,kenapa ? karna orang Indonesia sangat mudah percaya pada apa yang mereka pertama kali mereka lihat.

                Apa lagi media seandainya ada suatu pertanyaan dengan jawaban “ABC” seandainya jawabannya “C” tapi media bilangnya “A” pasti mayoritas masyarakat bakal percaya bahwa “A” yang benar,memang aku hanya anak smk yang belum tau apa-apa tapi setidaknya aku tau mana yang benar dan yang mana yang salah dan itu sudah cukup.Dan media yang dulunya “katanya” media edukasi dan saya yakin hal itu adalah suatu kebohongan yang di katakan media kepada saya.Pasalnya  sekarang kita lihat media itu seperti apa,terserah media apa media massa atau media sosial karna sama saja PERUBUH BANGSA.

                PERUBUH BANGSA? Kenapa aku bicara seperti itu karna saya melihat banyak masyarakat terpengaruhi Mindset karna media coba lihat TV anda berikan saya daftar acara Tv yang berkualitas,masih bisa di hitung dengan jarikan? Saya pernah membaca wacana tentang media yang digunakan sebagai alat mempertebal moral bangsa tapi lihat sekeliling kita,lihat anak anak penerus bangsa kita,anak kita di cekoki acara-acara sampah yang berorientasi RATING,entah jenis acara apa Talkshow,gosib,musik,atau yang paling parah sinetron! Lihat saja masa acara Talkshow memperlihatkan aib orang lain? Jadi nasib buruk orang lain itu berkah ya? Orang di hipnotis terus di bikin bertengkar itu bagus jadi tontonan ya? Kasih skripsi acara SETTINGAN dan berkedok kisah nyata itu tidak termasuk PENIPUAN PUBLIK ya? Dasar kampret.

Peragaan Settingan TV


                Ada juga acara selebriti yang isinya itu-itu mulu,kalo ngak kawin ya cerai,kalau ngak jadian ya pisah,kalo ngak prestasi pasti ya sensasi dan poin minusnya adalah banyak yang sensasi nya doang gan.
Aku pernah lihat acara seperti itu ceritanya seorang Aktris yang sedang jalan-jalan dengan mobil barunya,maksudnya apa coba! Emangnya mobilnya bisa jalan pakai 2 roda kah? Ada lagi aktris yang lagi jalan-jalan keluar negeri,manfaatnya apa coba memangnya pergi keluar negeri trus rupiah menguat seketika? Dan ini yang paling saya suka,anda ingin terkenal? Buat aja sensasi entah itu ngejek orang atau golongan tertentu lalu bikin pernyataan kebencian di Media Sosial maka anda akan jadi artis dengan cepat!


                Acara musik,saya yakin yang orang nikmatin di acara musik jaman sekarang bukan 100% musik,kenapa saya bilang begitu? Saya lihat acara musik datangin bintang koki terus acaranya berubah seketika jadi acara demo masak,kan aneh? Saya tidak menyalahkan karna memang Mindset dari produsen yang mengejar rating,tapi ada yang berlebihan,saya ingat ketika saya kecil anak kecil nyanyi ya lagu anak-anak tapi jaman dewasa ini kok malah nyanyi lagu cinta? Parah nih.Dulu sempat juga geger baju pramuka di hari Pramuka bikin tak senonoh (pahdalkan biasanyasih emang udah ngak senonoh) saya sebagai anggota Pramuka tentu saya geram akan hal itu,masa organisasi terhormat itu di jadikan bahan komersil?orang lebih suka paha dan dada dari pada kualitas performa,nih temen ku dia suka grup musik perempuan bukan karena suaranya tapi ya karna mereka juah paha dan yang paling aneh dia nyimpen poster foto mereka di mana-mana bahkan di kamar mandi??? ,yak gitu deh lari dari kenyataan.

Baju Pramuka Buat Mainan ? Damn You !!!

                Sensor berlebihan,ini nih yang bikin ponakanku jadi aneh,pasalnya dia pernah nonton acara kartun spongebob terus ada adegan sendi tidak pake baju yang notabene di sensor oleh KPI dan apa yang terjadi? Ponakanku yang sudah bisa memegang Smartphone ini langsung mencari di Mbah Google dengan kata kunci “Sendi tanpa sensor” dan lantas saja malah bukan gambar karakter sendi di spongebob malah keluar “begituan”,parah ya lembaga sensor kita,ingat sudah hukum alam anak-anak ingin mencari tahu dan belajar jadi kita sebagai orang yang lebih tua harus bisa menjadi pandu bagi anak-anak di sekitar kita,tapi juga ada sensor lain yang useless yaitu sensor rokok,bayangin menyensor rokok tapi asapnya di biarin?adikku yang masih 3 tahun pun tau kalau itu rokok ya karena ayahku emang perokok,tapi kalau film sih ya ngak masalah tapi ingat kampanye tahun lalu “Merokok membunuhmu” iklan masyarakat fenomenal itupun juga kena sensor,wat the fak!


Shame
             
                Masyarakat yang konsumtif serta sistem kejar tayang,kita tahu bahwa negara ini memang bangsa yang suka menerima apa saja asalkan ada,dulu sa ingat ketika acara Tv masih di dominasi Telenovela,lalu Korea,lantas India,dan sekarang Turki,kenapa ya kok bisa masuh semudah itu?saat episode habis langsung di ganti seri lainnya seakan-akan para stasiun TV punya amunisi besar menembak sifat konsumtif masyarakat,dan masyarakat sering lupa bahwa negara ini bukan Eropa,Korea,India,atau Turki !



Ingat keluarga Cemara? Indah ya cerita jaman dulu,atau bajaj bajuri dan suami-suami takut istri? Bagus ya,tapi sekarang sinetron buatan negeri memang melesat tapi dengan moral yang anjlok,masa sinetron ngajarin di tayangin saat jam belajar siswa,kalau siswa dewasa sih ngak masalah tapi bagaimana dengan anak-anak?anak anakkan memang sangat suka belajar di depan TV dan belum bisa menyaring apa yang mereka lihat,dan sekarang sinetron mengajarkan bahwa bolos sekolah,ciuman,pacaran,berantem,bikin geng serta ugal-ugalan itu keren,kan kasihan orang tua yang mendidik anak sampai  jadi orang bener trus rusak gara-gara sinetron?apa lagi sekarang jamannya kejar tayang hari ini syuting besok tayang tentu kualitas di nomor duakan demi rating dan penonton tidak kabur,jalan cerita nomor sekian yang penting masyarakat suka,manfaat makanan bentuk apa itu?mungkin itu pikir para produsen sinetron jaman sekarang.


                Ya hidup memang seperti ini kita sebagai orang yang tidak punya daya terus dihantam dengan media yang semakin bobrok dan sekarang menjadi tugas bersama kita sebagai bangsa untuk melindungi masa depan anak-anak kita,apakah sudah banyak yang bikin petisi untuk menyelesaikan masalah ini? Banyak gan! Tetap saja media membisu dan menganggap kita cuma kerikil,dan katanya KPI akan melakukan evaluasi di tahun 2016 ini karena berhubung masa berlaku acara TV akan habis tahun ini tapi saya tetap meragukan hal itu.


0 Response to "Surat Terbuka : Media Merubuhkan Bangsa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel